Para perawi hadits berselisih pendapat tentang kehidupan Raihanah. Selain
itu, tidak banyak riwayat yang menjelaskan istri Rasulullah yang satu ini.
Permasalahan berpusat pada data apakah Rasulullah membebaskannya kemudian
menikahinya atau beliau hanya menjadikannya sebagai budak? Sebagian riwayat
mengatakan bahwa Raihanah termasuk salah seorang istri beliau, namun riwayat
lain mengatakan bahwa dia bukan istri beliau.
Agar permalahannya jelas, berikut ini dipaparkan perjalanan hidup Raihanah. Di dalam Thabaqat yang diriwayatkan Ibnu Saad, dikatakan bahwa Raihanah sendiri berkata, “Ketika Bani Quraizhah ditawan, saya termasuk yang dihadapkan kepada Rasulullah. Beliau menyuruhku menyendiri karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. memiliki hak sebagai pemilih pertama atas rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin. Ketika aku menyendiri, Allah memberiku petunjuk. Beliau mengirirnku ke rumah Urnrnul-Mundzir binti Qais untuk beberapa hari. Beliau mernanggilku dan rnenyuruhku duduk di hadapannya seraya herkata, ‘Jika engkau memilih Allah dan Rasul-Nya maka Rasul-Nya akan memilihmu untuk dirinya.’ Aku menjawab, ‘Aku telah memilih Allah dan Rasul-Nya.’ Ketika aku memeluk Islam, beliau membebaskan dan menikahiku. Kernudian beliau memberiku dua belas uqiyah dan satu nasya sebagaimana beliau berikan kepada istri-istri lainnya, kemudian melangsungkan pernikahan denganku di rumah Ummul-Mundzir. Beliau memberi bagian kepadaku sebagaimana terhadap istri-istri lainnya, dan beliau menyuruhku memakai hijab.”
Nama lengkapnya Raihanah adalah Raihanah binti Zaid bin Amru Khunaqah bin
Syam’un bin Zaid dan Bani Nadhir. Suaminya, al-Hakam, berasal dan Bani
Quraizhah.
Di dalam kitab As-Samthust-Tsamin fii Manaqih Ummahatul-Mukminin
(Perangkai Mutiara Berharga dalam Keunggulan Istri-istri Nabi),
Ath-Thabari rneriwayatkan, “Muhammad bin Umar mengabarkan kepada kami bahwa
Abdullah bin Ja’far bin Yazid ibnul-Haad mengabarkan kepada kami, dari Tsa’labah
bin Abi Malik, ‘Raihanah binti Zaid bin Amru bin Khunaqah dari Bani Nadhir
bersuarnikan seseorang dari kalangan mereka yang bernama al-Hakam. Ketika Bani
Quraizhah ditawan, Rasulullah rnenawannya, kemudian membebaskannya dan
menikahinya hingga dia meninggal di sisinya.” Di dalam kitab ini pun
disebutkan bahwa Muhammad bin Umar mengabarkan kepada karni, Shaleh bin Ja’far
mengabarkan dari Muhammad bin Kaab, “Raihanah termasuk yang Allah bebaskan.
Dia adalah wanita cantik dan menawan. Ketika suaminya terbunuh, dia berada dalam
tawanan. Dia menjadi bagian Rasulullah pada hari penaklukan Bani Quraizhah.
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wassalam. memberinya pilihan antara Islam dan
tetap dalam agamanya, dan ternyata dia memilih Islam. Rasulullah membebaskannya
kemudian menikahi dan memberikannya hijab. Suatu waktu dia sangat cemburu kepada
Rasulullah sehingga beliau menceraikannya. Akibat percerainnya, dia tidak dapat
tidur dan sangat bersedih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. menemui dan
merujuknya kembali sehingga dia tetap bersama Rasulullah hingga meninggal dunia
sebelum Rasulullah wafat.”
Di dalam riwayat lain dalam buku yang sama disebutkan bahwa Raihanah tidak
termasuk istri-istri Rasulullah. Abdul Malik bin Sulaiman mengabarkan kepada
kami, dari Ayyub bin Abdur-Rahman bin Sha’shaah, dari Ayyub bin Basyir
al-Mu’awy, “Ketika Bani Quraizhah ditawan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam. mengirim Raihanah ke rumah Salma binti Qais atau yang dikenal dengan
sebutan Ummul-Mundzir. Dia tinggal bersamanya hingga datang haid sekali lalu
suci dari haidnya itu. Ummul-Mundzir memberi kabar kepada Rasulullah.
Beliau mendatanginya di rumah Ummul Mundzir, dan berkata, ‘Jika kamu suka, aku
akan membebaskanmu lalu menikahimu, niscaya akan aku lakukan. Dan jika kamu
suka, aku akan menjadikanmu sebagai budakku.’ Dia menjawab, ‘Ya Rasulullah, aku
lebih suka menjadi budakmu. Hal itu lebih meringankan bagiku dan bagimu.’ Lalu
dia tetap menjadi budak beliau dan digauli sebagai budak hingga akhir
hayatnya.”
Demikianlah sekilas riwayat Raihanah binti Zaid bin Amru. Dalam hal kami
(penulis buku) tidak terlalu menganalisis riwayat-riwayat yang lain, hanya saja
kami sudah meyakini kesepakatan para perawi hadits tentang wafatnya Raihanah
semasa hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala
mengasihi dan meridhainya. Amin.
Sumber :
- Kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi.
Agar permalahannya jelas, berikut ini dipaparkan perjalanan hidup Raihanah. Di dalam Thabaqat yang diriwayatkan Ibnu Saad, dikatakan bahwa Raihanah sendiri berkata, “Ketika Bani Quraizhah ditawan, saya termasuk yang dihadapkan kepada Rasulullah. Beliau menyuruhku menyendiri karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. memiliki hak sebagai pemilih pertama atas rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin. Ketika aku menyendiri, Allah memberiku petunjuk. Beliau mengirirnku ke rumah Urnrnul-Mundzir binti Qais untuk beberapa hari. Beliau mernanggilku dan rnenyuruhku duduk di hadapannya seraya herkata, ‘Jika engkau memilih Allah dan Rasul-Nya maka Rasul-Nya akan memilihmu untuk dirinya.’ Aku menjawab, ‘Aku telah memilih Allah dan Rasul-Nya.’ Ketika aku memeluk Islam, beliau membebaskan dan menikahiku. Kernudian beliau memberiku dua belas uqiyah dan satu nasya sebagaimana beliau berikan kepada istri-istri lainnya, kemudian melangsungkan pernikahan denganku di rumah Ummul-Mundzir. Beliau memberi bagian kepadaku sebagaimana terhadap istri-istri lainnya, dan beliau menyuruhku memakai hijab.”
Sumber :
- Kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar